Untuk
(kalian) kita semua yang sering mengomentari orang lain, penampilan orang lain,
cara orang lain, i have one word : Piss Off!!! Hahaha ini juga berlaku untuk
saya sendiri, yang tak bisa saya pungkiri bahwa saya masih sering keceplosan
“ihh, itu niat pake rok ga sih? Kok ya belahannya sampe paha, mana bawa motor
lagi” sambil mencibir. Yes, i did that sometime.
Komentar-komentar
kecil (ga nyakitin, ga begitu nyinggung) yang sering kita dengar dari
orang-orang sekitar kita adalah, “eh, kamu lebih cantikan pake lipstik pink
deh, yang ini bikin kamu tua. Atau, kamu lebih bagus rambut panjang deh, lebih
feminin. Atau, kamu coba kalo ngomong manisan dikit, pasti lebih anggun” dan
kamu lebih baik begini lebih baik begitu lainnya.
Hal-hal
yang mungkin kamu sampaikan bermaksud baik, bermaksud merubah orang yang kamu
komentari menjadi lebih baik, kadang malah di terima dengan salah. Atau kamu
yang suka asal komentar, ga ada maksud menyarankan nilai yang lebih baik tapi
hanya sekedar mengeluarkan apa yang ada di kepala kamu tanpa menyaringnya
terlebih dahulu. Yang ganjil dimata kamu langsung kamu lontarkan begitu saja,
tanpa melihat situasi orang yang kamu komentari.
Beberapa
hal yang menurut saya sering menyinggung, adalah sebagai berikut:
1.
Kebiasaan
Do not give a shit about People’s
personality. Really, that is not your freaking bussiness. (saya nulisnya pake
emosi nih). Bagaimana orang lain bersikap bukan urusanmu, selama dia tidak
menganggu, menghalangi apapun yang kamu lakukan, tidak ada alasan untuk
mengomentarinya. Lain cerita kalo dia mengadu domba kamu sama dosen pembimbing
kamu, nah di situ terserah kamu mau apain dia, that is your bussiness now, karena
dia sudah memasuki daerah lawan.
Jangan mengomentari bagaimana orang bergaul.
Suka-suka dia dong dia mau gaul sama anak orang kaya, sama junior, sama senior,
sama dosen, it is up to them. Ga ada urusannya sama kamu. (well, bahkan saya
sendiri cenderung mencemooh mereka yang sok gaul sama senior, biar dikata gaul.
Huh)
Mengomentari bagaimana mereka menjalani
hidup. That is really anoyying ketika orang lain mengomentari bagaimana saya
menjalani hidup saya sendiri. Saya tekankan sekali lagi yah, Hidup Saya
Sendiri. (curhat) untuk saya pribadi, yang sering dikomentari adalah “ihh, anak
perempuan apa yang ga bisa bangun pagi?” for God sake, i hate it!! Bagi mereka
yang bahkan baru kenal saya, dan mengomentari pola tidur saya, kemungkinan saya
sudah merencanakan 17 cara untuk membunuh anda dalam kepala saya.
Mewakili orang-orang yang ga bisa tidur
cepet, i would like to say this :
Kalian
ga tau apa yang kami pernah lalui sehingga untuk tidur saja susah. You have no
idea what is like to be like us. Aku pengen tidur di awal malam, tapi kondisi
tubuh aku membutuhkan suasan yang tenang, suhu udara sejuk, hanya untuk membuat
saya rileks. Kalian ga tau rasanya saat badan udah sakit semua karna kecapean,
mata dututup karena kelelahan, tapi pikiran tetap terjaga . kalian tidak
mengerti bahwa ‘ tidak bisa tidur’ bikin frustasi. Kalian taunya kami
membuang-buang waktu dengan begadang!.
Beruntunglah mereka yang bisa tidur dengan baik dalam keadaan apapun, pertahankan
itu, jangan hancurkan pola tidur kalian buat sok-sokan begadang.
Kalian
tidak tau mimpi buruk apa yang kami alami saat kami tertidur. You have no idea
how bad my dream everytime i sleep. Sleeping is nightmare for some of people.
Wajar saja beberapa orang baru bisa tertidur waktu matahari telah mengintip di
jendela. Itulah kenapa kami bangun siang, kenapa kami selalu kurang tidur, mata
panda, kulit kusam, mood berantakan. Dan kalian memperburuk semuanya with your
stupid comment!
2.
Penampilan
Beberapa orang mungkin terbiasa bercanda
tentang betapa berantakannya penampilan seseorang. Tapi pada satu titik, saya
sendiri merasa sangat terganggu dengan
mereka yang selalu berkomentar tentang bagaimana saya terlihat. Mulai dari
pakaian yang saya kenakan, cara saya bergaul, sampai bentuk saya secara fisik
tak lepas dari pertanyaan orang lain, yang terkadang saat saya sedang sensitif,
saya akan menganggap pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagai cemoohan.
Suatu
waktu, saya sedang duduk sendiri di kantin ketika beberapa teman sejurusan
menghampiri dan bergabung di meja saya. Entah dari mana awalnya, pembahasan
mereka sampai pada bagaimana pakaian yang aku kenakan saat itu. “eh, kamu
kenapa ga coba pake baju yang lebih cerah, atau coba kamu pakai baju yang agak
perempuan, dari kaos oblong sama kemeja, setidaknya kamu lebih cantik”. In my
honest opinion, i sincerely don’t appreciate it. The way i clothe is my
preference. Dalam pembelaanku, saya
memilih memakai kemeja atau kaos adalah karena keterampilan memadu-padankan
segala macam bentuk pakaian maupun warna sangat tidak bisa diandalkan. That is
why i always end up wearing black. Bagaimanapun juga, komentar tentang pakaian
masih lebih baik dari pada komentar tentang wajah saya. I know, that sounds
really classic but bother me a lot.
Belajar
dari bagaimana rasanya ditanya “eh, kamu kenapa kulitnya begitu? Kok banyak
jerawatnya? Kamu pake apa? Coba deh pake ini itu, si anu make itu dan jerawatnya
mendingan loh”. Percayalah teman-teman,
komentar seperti itu sama sekali tidak membantu, tidak mensuport, yang ada
hanya sangat menganggu. I personally know how it fells, and it is frustating. Beberapa
orang mungkin menganggap pertanyaan seperti itu basa-basi, dan dengan santainya
menyaran mencoba benda ini itu untuk memperbaikinya. Bukannya tidak menghargai
saran-saran dari mereka, hanya saja kami (setidaknya saya sendiri) yang telah
bosan melihat jerawat bertengger sudah menyerah dengan penampilan. Tapi,
pertanyaan tentang penampilan itu untuk sebagian orang dapat menjatuhkan,
menghilangkan rasa percaya diri, dan akhirnya kepikiran, ujung-ujungnya stress
dan berakhir jerawat makin parah.
Saya
mengerti dan sangat paham, membangun percaya diri dengan keadaan muka yang tak
semulus artis korea memang tidak mudah. Ditambah dengan lingkungan sosial yang
rasanya membuat diri menjadi lebih buruk dari yang sebenarnya. Namun, siapa
lagi yang akan menerima keadaan kita kalau bukan kita sendiri?. I’m not saying
that you have to ignore how you look, but ignore the the negative comment that
comes to your way. Mencoba memperbaiki diri itu baik, tapi jangan lakukan untuk
orang lain, jangan merubah diri kita untuk memuaskan orang lain, atau untuk
mencoba untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain.
Pada
akhirnya, ini semua adalah tentang diri saya. Catatan untuk saya yang lebih
baik.